Minggu, 13 Agustus 2017

Cerita Dewasa Bercinta Dengan Pembantu Yang Mengintipku Mandi

Agen Bola saat diriku bercinta dengan pembantu nakalku yang telah horny selesai mengintipku diriku mandi. Ingin tahu lanjutan ceritanya? Segera saja yuk baca serta simak baik-baik narasi saat ini.

Sepeninggal Lastri, kami memperoleh seseorang pembantu baru dari satu yayasan penyalur tenaga kerja yakni seseorang wanita berusia 23 th. bernama Atun. Atun memiliki rambut lurus sebahu, berperawakan tengah, berkulit sawo masak dengan muka yang manis, tinggi sekitaran 160 cm, tubuh ramping dengan berat tubuh sekitaran 50 kg, dengan tetek yang besarnya tengah saja. Yang agak istimewa dari tampilan Atun yaitu matanya yang bagus dengan lirikan-lirikan yang nampaknya sedikit seperti pembantu nakal.


Hari pertama kehadirannya, waktu mengenalkan diri, ia terlihat sedikit bicara, cuma saya lihat kalau matanya seringkali melirik serta memerhatikan celana saya terlebih di bagian kemaluan. Saya berfikir, ” akh, pembantu nakal nih… “. Nyatanya Atun ini baru menikah dua bulan lantas serta karna tekanan keperluan ekonomi sekarang ini tengah terpisah dari sang suami yang bekerja jadi TKI di Timur Tengah.

Sesudah sekian hari bekerja pada kami, nyatanya Atun cukup rajin serta bisa merampungkan pekerjaannya secara cepat. Masuk minggu ke-2, saya memperoleh gilirin kerja shift dari kantor, yakni shift ke 2, hingga saya mesti mulai bekerja dari mulai jam 15 : 00 s/d jam 23 : 00.

Jadi apabila pulang sudah tengah malam, umumnya isteri saya telah tidur apabila ia tidur, ia memiliki rutinitas tidur yang begitu lelap serta begitu sulit sekali untuk dibangunkan ; apabila saya terbangun saat pagi hari, isteri telah pergi kerja, hingga umumnya kami cuma terkait lewat telephone saja atau ia menuliskan pesan serta melekatkannya di kulkasAgen Bola Sbobet,.

Satu malam sepulang kerja, Atun seperti umum buka pintu serta kemudian ia umumnya mempersiapkan air panas buat saya mandi. Tengah saya asik mandi serta menggosoki badan saya, saya mendengar satu bunyi halus di balik pintu kamar mandi, sembari berpura-pura tidak paham saya mendadak menunduk serta coba lihat dari celah yang ada di bawah pintu itu.

” hah…. ”, saya kaget juga, karna disitu tampak sepasang kaki yang dalam tempat tengah men-jinjit melekat dipintu kamar mandi. Wah, nyatanya saya tengah diintip, oleh siapa sekali lagi bila bukanlah Atun. Saya tetaplah pura-pura tidak paham saja serta mulai menempatkan tindakan ; saya mulai menggosokian sabun kebagian ****** saya, meremas-remas hingga ****** saya juga mulai bangun serta jadi keras, sembari selalu meng-kocok-kocok ****** saya, saya juga berupaya untuk berkonsentrasi mendengar nada dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.

“Naah…lo…. rasain ”, kata saya dalam hati. Usai mandi, saya segera saja keluar dengan menggunakan handuk yang dililitkan kebadan sisi bawah saya, ****** saya tetap dalam tempat menegang keras, jadi tampak menonjol dari balik handuk. Saya tetaplah berpura-pura tidak paham apa-apa serta jalan kearah belakang untuk menyimpan baju kotor.

“pep….. pak….. ayah ingin emm.. makan”, sapa Atun,

“oh… tidak Tun, telah makan… tolong bikinkan kopi saja”, jawab saya sembari saya cermati berwajah. Nyatanya muka Atun tampak pucat dengan tangan yang agak gemetaran.

“eeh…kamu mengapa Tun, ….. sakit yaa? ”, bertanya saya
“ah, tidak pak….. saya hanya sedikit pusing aja”, jawab Atun
“Iyaa…Tun…. saya juga sedikit pusing… apa anda dapat mijitin kepala saya”

“beb…bis…bisa pak”, jawab Atun tergagap, sambil matanya terus-terusan melirik kearah ****** saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar serta ganti handuk dengan sarung tanpa ada menggunakan celana dalam sekali lagi, serta tidak lupa mengecek isteri saya ; sesudah saya cermati nyatanya isteri saya tetaplah tertidur dengan nyenyak sekali. Sayapun duduk disofa dimuka tv sembari menanti Atun membawa kopi, yang lalu ditempatkannya dimeja dimuka saya.

“Tun…. tolong nyalakan tv-nya”

Atun jalan kearah tv untuk menyalakan, waktu tv sudah menyala saya dapat lihat bayangan badan Atun dari balik dasternya. “wah…. bisa juga”, merasa denyutan di ****** saya, nafsu saya mulai mencapai puncak.

“Tun…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Waktu ia mengecilkan nada tv itu, Atun sedikit membungkuk untuk mencapai tombol tv itu, segera badannya terbayang dengan terang sekali, Atun nyatanya tidak menggunakan BH serta puting teteknya terbayang menonjol seperti tombol yang minta diputar.

“lagi sedikit Tun…. ” kata saya mencari argumen agar bisa lihat lebih terang. Aduh, denyutan di ****** saya juga semakin keras saja.Agen Sbobet

“Ayo.. Tun.. pijitin kepala saya” kata saya sembari bertumpu pada sofa. Dengan agak sangsi, Atun mulai memegang kepala saya serta mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.

“nah.. gitu…. baru enak, kata saya sekali lagi, “tapi film-nya kok buruk banget yaa…”
“iya.. pak…film-nya film tua.. ” tuturnya.

“kamu ingin saksikan film baru”, kata saya sembari segera berdiri serta menuju kearah almari tv untuk ambil satu laser disk serta segera saja memasangnya, film itu di bintangi oleh artis bf, satu film type hardcore yang benar-benar hot. Atun si pembantu nakal kembali memijat kepala saya sembari menunggu adegan film itu.

Waktu adegan pertama di mana aktornya mulai lakukan french kiss serta meraba ****** lawan mainnya, tangan Atun mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang serta pijatan tangannya jadi bertambah keras. Saya mengangkat kepala serta lihat keatas kearah Atun ; tampak matanya terpaku pada adegan di monitor, biji matanya terlihat seperti tertutup kabut tidak tebal, ia betul-betul berkonsentrasi lihat adegan untuk adegan yang diperankan oleh aktor itu.

Sekitaran seperempat jam lalu, merasa pijatan dikepala saya menyusut, karna cuma satu tangannya saja yang digunakan untuk memijat sedang sesudah saya tengok kebelakang nyatanya tangannya yang satu sekali lagi terjepit di antara selangkangannya dengan pergerakan menggosoki. Desahan nafasnya jadi keras buru memburu. Atun si pembantu nakal tampak seperti orang tengah alami trance serta tidak sadar juga akan tindakannya.

Saya segera saja berdiri serta menuju kebelakangnya ; sarung saya jatuhkan kelantai serta dalam kondisi telanjang saya tekan ****** saya ke arah belahan pantatnya sedang mulut saya mulai menyebar ke leher Atun, menjilat-jilat sembari menggigit pelahan-lahan.

Ke-2 tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang serta meremas-remas sembari kadang-kadang memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Atun tetaplah seperti orang yg tidak sadar, matanya cuma terpaku kelayar kaca lihat bagaimana sang aktor menjepit pinggang lawan mainnya sembari mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri. Secara cepat saya buka dasternya hingga lepas ;

Atun si pembantu nakal diam saja juga waktu saya memelorotkan celana dalamnya. Sembari tetaplah memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya supaya selangkangannya lebih terbuka hingga saya dapat mengarahkan ****** saya ke lubang memeknya. Waktu kepala ****** saya mulai masuk memeknya yang telah basah, Atun sedikit tersentak, namun saya selalu menyodok dalam hingga ****** saya tenggelam semuanya.

“aaaaaaaakh….. pak”, desah Atun lirih, “ennnaaaak…. paaaaak”

Saya tetaplah menghimpit serta lalu mulai menarik ****** saya. Waah…. memek Atun seperti menjepit ****** saya serta seperti tidak ingin melepas ****** saya. Memek Atun nyatanya sempit sekali serta ****** saya merasa seperti dihisap-hisap serta diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang benar-benar sangat nikmat.

Saya menarik serta menghimpit dengan kuat dengan berkali-kali hingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Atun yang mulus, plak…. plak…. plak….. saya tetaplah memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetaplah ada di tetek sedang jari tangan kanan saya ada didalam mulut Atun.

Mulut Atun si pembantu nakal mengisap-hisap jari saya seperti anak bayi yang sudah kelaparan memperoleh susu ibunya, matanya terpejam seperti orang tengah punya mimpi. Tubuhnya separuh, dari pinggang keatas cenderung kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedang pinggangnya berupaya untuk menyeimbangi pergerakan maju mundur yang saya kerjakan.

Apabila saya menghimpit ****** saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Atun selekasnya mendorong pantatnya kebelakang untuk menyongsong pergerakan saya serta lalu dengan cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri serta ke kanan bertukaran. Aah ….. Atun, nyatanya mengagumkan nikmatnya memek anda.

Saya betul-betul nikmati badan serta memek Atun. Kami lakukan beberapa gerakan begini sepanjang sekian waktu, hingga satu waktu tubuh Atun mengejang, ke-2 kaki nya juga mengejang dan terangkat kebelakang. Memeknya meremas serta mengisap-hisap ****** saya dengan keras serta berupaya untuk menelan ****** saya semuanya.

“aaaaaaaaaaaaahhhhh ….. ” desah Atun panjang Pada akhirnya saya juga tidak tahan sekali lagi, saya peluk tubuhnya serta saya tekan ****** saya kuat-kuat dalam memek Atun. Saya juga melepas cairan mani saya dalam lubang memek Atun yang demikian hangat serta mengisap.

“hhhhheeeeeeeeeh” creeet……. creettt….. creet tttt Kami berdua segera lunglai serta tertekuk kearah sandaran sofa dengan tempat ****** saya masih tetap berada di dalam jepitan memek Atun. Sesudah kami recover, saya cepat-cepat memungut sarung, mematikan tv serta berdua jalan kearah belakang ; Atun segera berbelok kekamarnya, namun terlebih dulu ia berkata halus, ” terima kasih yaa… pak” serta sembari tersenyum nakal ia meremas ****** saya.

Saya segera mandi sekali lagi untuk bersihkan keringat yang mengalir demikian banyak, kemudian ke kekamar berbaring sembari memeluk isteri saya serta tertidur lelap dengan senang. Pada pagi hari saya tersentak bangun karna rasakan sepasang tangan yang mengelus-elus ****** saya, dengan refleks saya lihat jam dinding serta lihat jam telah memberikan jam sembilan pagi.

” looo.. ”, fikir saya ” kok isteri saya tidak bekerja hari ini”
Segera saya mengangkat kepala lihat kebawah ; lho…. nyatanya bukanlah isteri saya yang tengah mengelus-elus ****** saya namun Atun yang tengah menunduk untuk mencium ****** saya, yang telah keras serta tegang.

“Tun….. mari naik ke sini”, kata saya padanya, sembari bangun terduduk saya menarik tubuhnya serta mulai buka dasternya, nyatanya Atun si pembantu nakal telah tidak menggunakan apa-apa di balik dasternya. Segera saya balikkan tubuhnya serta mulai mencium memeknya yang wangi, sedang Atun segera juga mengulum ****** saya dimulutnya yang kecil ; waah Atun segera cepat belajar dari tontonan film barusan malam rupanya.

Saya mulai menjilat-jilat memeknya serta kadang-kadang mengulum dan mempermainkan klentitnya dengan lidah saya, Atun tergelinjang dengan keras serta terdengar desahannya, “hheeeh…. heeeehhh” Dari lubang memeknya mengalir cairan hangat serta segera saja saya jilat ….. mmmh…enaknya… Kemudian saya tarik Atun untuk jongkok diatas tubuh saya, sedang saya tetaplah terlentang serta Atun mulai turunkan tubuhnya dengan lubang memeknya yang sempit itu pas kearah batang ****** saya yang sangatlah tegang sekali.

“hhhheeehhhh”…. cleeeep, batang ****** saya masuk segera dalam lubang memeknya serta tenggelam hingga keujung biji saya, “oooohh enak bener Tun…. memek kamu” kata saya, Atun telah tidak menjawab sekali lagi, dia menambah pantatnya serta lalu secara cepat menurunkannya serta memutar-mutar pinggulnya secara cepat sekali berulang-kali,

sembari terpejam dia mendesah-desah panjang terus-terusan karna keenakkan….. Batang ****** saya merasa ingin putus karna nikmatnya memek Atun, betul-betul sangat nikmat permainan pada pagi hari ini ; Kadang-kadang saya duduk untuk memeluknya serta selalu meremas-remas teteknya yang keras.

“ooooh …. Atun…. ennaaaak” Atun lalu berhenti sebentar serta memutarkan tubuhnya hingga pantatnya menghadap muka saya, sembari selalu menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetaplah menjepit batang ****** saya dengan jepitan yang keras serta berdenyut-denyut…..

Akh, pada akhirnya saya tidak tahan sekali lagi, sembari memeluk pinggangnya saya berupaya menghimpit batang ****** saya sedalam-dalamnya dilubang memek Atun, tubuh Atun juga mengejang serta bersama kita menjangkau orgasme. Pagi hari itu saya serta Atun si pembantu nakal bermain hingga jam 13 : 00 siang, berulang-kali serta berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuhisap Toket Adik Iparku Yang Seksi di Losmen

Prediksi Bola  Saya masih tetap ingat pada saat itu, saya mengantarkan adik iparku ikuti test di satu perusahaan di Surabaya. Ketika adik ip...