Minggu, 13 Agustus 2017

Nikmatnya Jepitan Susu Montok Lydia Yang Nakal

Agen Bola Ibcbet Lega rasa-rasanya saya lihat pagar tempat tinggal kosku sesudah terjerat dalam kemacetan jalan dari kampusku. Kulirik arlojiku yang tunjukkan jam 21. 05 yang bermakna saya sudah menggunakan saat satu jam terjerat dalam arus lalu-lintas Jakarta yang demikian mengerikan.
Sesudah memarkir mobilku, bergegas saya menuju ke kamarku serta lalu segera menghempaskan badan penatku ke ranjang tanpa ada pernah sekali lagi tutup pintu kamar. Barusan mataku tertutup, mendadak saja saya dikagetkan oleh ketukan pada pintu kamarku yang dibarengi dengan teriakan nyaring dari nada yang sangatlah saya kenal.

“Ko, loe baru pulang yah? ” gelegar nada Voni memaksa mataku untuk memandang asal nada itu.
“iya, memangnya ada apa sich teriak-teriak? ” jawabku sewot sembari mengucek mataku.

“Ini gue ingin kenalin sepupu gue yang baru tiba dari Bandung” jawabnya sembari tangan kirinya menarik tangan seseorang cewek masuk ke kamarku.

Kuperhatikan cewek yang dimaksud Voni jadi sepupunya itu, sembari tersenyum saya menyodorkan tangan kananku kearahnya “Hai, namaku Riko”

“Lydia” jawabnya singkat sembari tersenyum kepadaku.

Sembari membalas senyumannya yang manis itu, mataku merasakan sesosok badan setinggi kurang lebih 165 cm, meskipun dengan perawakan sedikit montok tetapi kulitnya yang putih bersih seolah menutupi sisi itu.

“Riko ini sahabat gue yang seringkali gue ceritain ke kamu” celetuk Voni pada Lydia.
“Oh.. ”

“Nah, saat ini kan loe berdua telah tau nama semasing, lain waktu jika ketemu kan dapat sama-sama menyebut, gue ingin mandi dahulu yah, daag.. ” kata Voni sembari jalan keluar dari kamarku.

Saya menyikapi pengucapan Voni baru saja dengan kembali tersenyum ke Lydia.

“Cantik juga sepupu Voni ini” fikirku dalam hati.
“Lydia ke Jakarta buat berlibur yah? ” tanyaku padanya.
“Iya, soalnya bosen di Bandung melulu” jawabnya.
“Loh, memangnya anda tidak kuliah? ”
“Nggak, setelah SMA saya hanya bantu-bantu Ayah saja, males sich kuliah. ”
“Rencananya berapakah lama di Jakarta? ”
“Yah.. sekitaran 2 minggu deh”
“Riko saya ke kamar Voni dahulu yah, ingin mandi juga ”
“Oke deh”

Sembari tersenyum sekali lagi dia jalan keluar dari kamarku. Saya melihat punggung Lydia yang jalan perlahan ke arah kamar Voni. Kutatap BH hitamnya yang tampak terang dari balik kaos putih ketat yang membaluti badannya yang agak bongsor itu sembari memikirkan dadanya yang montok itu. Sesudah tutup pintu kamarku, kembali kurebahkan badanku ke ranjang serta cuma dalam sekejab saja saya telah terlelap Agen Ibcbet.

“Ko, bangun dong”

Saya buka kembali mataku serta memperoleh Voni yang tengah duduk di pinggir ranjangku sembari menggoyangkan lututku.

“Ada apa sich? ” tanyaku dengan suara sewot sesudah untuk ke-2 kalinya dibangunkan.
“Kok sebagian geram sich, telah bagus gue bangunin. Simak telah jam berapakah masih tetap belom mandi! ”

Saya melihat ke arah jam dindingku sesaat.

“Jam 11, memang mengapa jika gue belum juga mandi? ”
“Kan loe janji ingin ngetikin pekerjaan gue kemaren”
“Aduh Voni.. kan dapat besok.. ”
“Nggak dapat, kan kumpulnya besok pagi-pagi”

Saya bergegas bangun serta ambil perlengkapan mandiku tanpa ada mempedulikan ocehan yang selalu keluar dari mulut Voni.

“Ya telah, gue mandi dahulu, loe nyalain tuch computer! ”

Tulisan di monitor komputerku kelihatannya mulai kabur di mataku.

“Gila, telah jam 1, pekerjaan sialan ini belum juga usai juga” gerutuku dalam hati.
“Tok.. Tok.. Tok.. ” bunyi pintu kamarku diketok dari luar.
“Masuk! ” teriakku tanpa ada melihat ke arah sumber nada.

Terdengar nada pintu yang di buka serta lalu ditutup sekali lagi dengan keras hingga membuatku pada akhirnya melihat juga. Kaget juga saat kudapati nyatanya yang masuk yaitu Lydia.

“Eh maaf, tutupnya sangat keras” sembari tersenyum malu dia buka pembicaraan.
“Loh, kok belum juga tidur? ” dengan heran saya memandangnya sekali lagi.
“Iya nih, tidak tau mengapa tidak dapat tidur”
“Voni mana? ” tanyaku sekali lagi.
“Dari barusan telah tidur kok”
“Gue dengar dari dia tuturnya elo sekali lagi buatin tugasnya yah? ”
“Iya nih, namun belum juga usai, sedikit sekali lagi sih”

“Emang ngetikin apaan sich? ” sembari ajukan pertanyaan dia mendekatiku serta berdiri pas selain kursiku.

Saya tidak menjawabnya karna mengerti badannya yang dekat sekali dengan mukaku serta tempatku yang duduk di kursi buat kepalaku ada pas di samping dadanya. Dengan melihatkan kepalaku sedikit ke kiri, saya bisa lihat lengannya yang mulus karna dia cuma menggunakan pakaian tidur jenis tanpa ada lengan. Pada saat dia mengangkat tangannya untuk membereskan rambutnya, saya bisa lihat juga sedikit sisi dari BHnya yang saat ini berwarna krem muda  Bandar Liga.

“Busyet.. loe harum sangat, pakai minyak wangi apa nih? ”
“Bukan minyak wangi, lotion gue kali”
“Lotion apaan, buat terangsang nih” candaku.
“Body Shop White Musk, kok buat terangsang sich? ” tanyanya sembari tersenyum kecil.
“Iya nih beneran, terangsang gue nih jadinya”
“Masa sich? bermakna saat ini telah terangsang dong”

Agak terperanjat juga saya mendengar pertanyaan itu.

“Jangan-jangan dia sekali lagi memancing gue nih.. ” fikirku dalam hati.
“Emangnya loe tidak takut jika gue terangsang sama elo? ” tanyaku iseng.

“Nggak, memangnya loe jika terangsang sama gue juga berani ngapain? ”
“Gue cium loe ntar” kataku membulatkan tekad.
Tanpa ada kusangka dia mengambil langkah dari samping kiri ke arah depanku hingga ada di tengahnya kursi tempat saya duduk dengan meja komputerku.

“Beneran berani cium gue? ” tanyanya dengan senyum nakal di bibirnya yang mungil.
“Wah peluang nih” fikirku sekali lagi.

Saya bangkit berdiri dari dudukku sembari mendorong kursiku sedikit ke belakang hingga saat ini saya berdiri persis dihadapannya.

Sembari mendekatkan mukaku ke berwajah saya ajukan pertanyaan ” Bener nih tidak geram jika gue cium? ”

Dia cuma tersenyum saja tanpa ada menjawab pertanyaanku.

Tanpa ada fikir panjang sekali lagi saya selekasnya mencium lembut bibirnya. Lydia pejamkan matanya saat terima ciumanku. Kumainkan ujung lidahku perlahan dalam mulutnya untuk mencari lidahnya yang selekasnya bertaut serta sama-sama memutar saat berjumpa. Sentuhan erotis yang kudapat buat saya makin bergairah serta segera menghujani bibir lembut itu dengan lidahku.

Sembari selalu menjajah bibirnya saya membimbing perlahan Lydia ke ranjang. Dengan mata masih tetap terpejam dia menurut saat kubaringkan di ranjangku. Erangan halus yang didesahkan olehnya membuatku makin bernafsu serta selekasnya saja lidahku beralih tempat ke sisi leher serta turun ke ruang dadanya.

Sesudah melepaskan pakaiannya, ke-2 tanganku yang kususupkan ke punggungnya repot mencari kaitan BH-nya serta selekasnya saja kulepas demikian saya dapatkan. Dengan satu tarikan saja terlepaslah penutup dadanya serta dua bukit putih mulus dengan pentil pink yang kecil selekasnya terpampang indah didepanku. Kuremas perlahan dua susu montok nya yang besar tetapi sayang tidak demikian kenyal hingga berkesan sedikit lembek.

Puting susu montok nya yang mungil tidak luput dari serangan lidahku. Tiap-tiap saya jilati puting mungil itu, Lydia mendesah perlahan serta itu membuatku makin terangsang saja. Tak tahu bagaimana berita penisku yang sejak dari barusan sudah tegak berdiri tetapi terjepit di antara celanaku serta selangkangannya.

Putingnya yang kecil memanglah sedikit menyusahkan buatku pada saat menyedot bertukaran dari toket kiri ke toket kanannya, tetapi desahan dan beberapa gerakan badannya yang mengisyaratkan dia juga terangsang membuatku tidak tahan untuk selekasnya bergerilya ke perutnya yang sedikit berlemak.

Tetapi saat saya akan melepas celananya, mendadak saja dia menahan tanganku.

“Jangan Riko! ”
“Kenapa? ”
“Jangan sangat jauh. ”
“Wah, masa berhenti beberapa 1/2, nanggung nih.. ”
“Pokoknya tidak boleh” 1/2 berteriak Lydia bangkit serta duduk di ranjang.

Kulihat dua susu montok nya tergantung dengan anggunnya dihadapanku.

“Kasihan ama ini nih, telah berdiri dari barusan, masa diminta bobo sekali lagi? ” tanyaku sembari menunjuk ke arah penisku yang membusung menonjol dari balik celana pendekku.

Tanpa ada kusangka sekali lagi, mendadak saja Lydia meloroti celanaku plus celana dalamku sekalian. Saya cuma diam saat dia lakukan hal tersebut, fikirku mungkin saja saja dia beralih fikiran. Namun nyatanya dia lalu menggenggam penisku serta dengan perlahan mengocok penisku naik turun dengan irama yang teratur. Saya menumpukan badanku pada dinding kamar serta masih tetap dengan tempat jongkok di hadapanku Lydia tersenyum sembari selalu mengocok batang penisku namun makin lama makin cepat.

Nafasku memburu kencang serta jantungku berdegub makin tidak teratur dibuatnya, meskipun saya begitu seringkali masturbasi, namun pengalaman dikocok oleh seseorang cewek yaitu yang pertama bagiku, terlebih ditambah panorama dua susu montok yang turut bergoyang karna pergerakan pemiliknya yang tengah menocok penisku bertukaran dengan tangan kiri serta kanannya.

“Lyd.. ingin keluar nih.. ” lirih kataku sembari pejamkan mata meresapi kesenangan ini.
“Bentar, tahan dahulu Ko.. ”jawabnya sembari melepas kocokannya.
“Loh kok dilepaskan? ” tanyaku kaget.

Tanpa ada menjawab pertanyaanku, Lydia mendekatkan dadanya ke arah penisku serta tanpa ada pernah saya menebak tujuannya, dia menjepit penisku dengan dua susu montok nya yang besar itu. Sensasi mengagumkan saya peroleh dari penisku yang dijepit oleh dua gunung kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.

Sebelumnya saya pernah melakukan tindakan apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit di antara dua susu montok nya yang saat ini ditahan dengan memakai ke-2 tangannya. Kesempatan ini semua urat-urat serta sendi-sendi di sekujur badanku juga ikut rasakan kesenangan yang semakin besar dari pada kocokan dengan tangannya barusan.

“Enak tidak Ko? ” tanyanya lirih kepadaku sembari memandang mataku.
“Gila.. enak banget Sayang.. selalu kocok yang kencang.. ”

Tanganku yang masih tetap bebas kugerakkan kearah pahanya yang mulus. Kadang-kadang memutar arah ke sisi belakang untuk rasakan pantatnya yang lembut.

“Ahh.. ohh.. ” desahnya perlahan sembari kembali pejamkan matanya.

Kocokan dan jepitan susu montok nya yang makin keras makin membuatku lupa daratan.

“Lyd.. saya keluar.. ”

Tanpa ada dapat kutahan sekali lagi semprotan lahar panasku yang kental selekasnya menyembur keluar serta membasahi lehernya serta beberapa ruang dadanya. Semua badanku lemas saat itu juga serta cuma dapat bertumpu pada dinding kamar. Saya melihat nanar ke Lydia yang waktu itu bangkit berdiri serta mencari tissue untuk bersihkan sisa spermaku. Saat temukan apa yang di cari, sembari tersenyum sekali lagi dia bertanya

“Kamu seneng nggak”

Saya mengangguk sembari membalas senyumannya.

“Jangan katakan siapapun juga yah, terlebih sama Voni” tuturnya memperingatkanku sembari menggunakan kembali BH serta pakaiannya yang barusan kulempar tak tahu kemana.

“Iyalah.. masa gue bebrapa katakan, kelak anda tidak mau sekali lagi ngocokin gue”

Lydia kembali cuma tersenyum padaku serta sesudah menyisir rambut panjangnya dia juga beranjak menuju pintu.

“Gue bersih-bersih dahulu yah, setelah itu ingin bobo” katanya sebelumnya buka pintu.

“Thanks yah Lyd.. besok ke sini sekali lagi yah” balasku sembari memandang pintu yang lalu ditutup kembali oleh Lydia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuhisap Toket Adik Iparku Yang Seksi di Losmen

Prediksi Bola  Saya masih tetap ingat pada saat itu, saya mengantarkan adik iparku ikuti test di satu perusahaan di Surabaya. Ketika adik ip...